JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II “SKRINING FITOKIMIA SENYAWA BAHAN ALAM”

 

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

“SKRINING FITOKIMIA SENYAWA BAHAN ALAM”

 



 

NURHALIMAH

(A1C118024)

 

DOSEN PENGAMPU

 

Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M. Si.

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

 

 

I. Judul                        : Skrinning Fitokimia Senyawa Bahan Alam

II. Hari/Tanggal          :  Rabu,  November 2020

III. Tujuan

Adapun tujuan praktikum sebagai berikut

1.      Dapat mengenal dan memahami teknik – teknik skrinning fitokimia bahan alam

2.      Dapat mengetahui jenis – jenis pereaksi yang digunakan dalam skrinning fitokimia bahan alam

3.      Dapat melakukan srinning fitokimia bahan alam dari suatu simplisia tumbuhan.

 

IV. Landasan Teori

Skrining fitokimia merupakan cara untuk mengidentifikasi bioaktif yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan yang dapat denan cepat memisahkan antara bahan alam yang memiliki kandungan fitokimia tertentu dengan bahan alam yang tidak memiliki kandungan fitokimia tertentu. Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna. Hal penting yang berperan dalam skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metoe ekstraksi (Kristianti dkk., 2008).

Menurut Tim Kimia Organik 2 (2015), bahwa andungan kimia yang ada pada makhluk hidup berdasarkan cara terbentuk dan manfaatnya dapat dikelompokkan atas dua kelompok besar yaitu :

1.      Metabolit Primer, merupakan senyawa organic yang terlibat dalam proses metabolisme dalam makhluk hidup seperti, karbohidrat, lipid, protein, dan asam-asam amino.

2.      Metabolisme Sekunder, merupakan hasil samping proses metabolisme seperti, alkaloida,steroida, flavonoida, fenolik, kumarin, saponin, kuinon, tannin, lignin, dan glikosida dll. yang dikenal sebagai kimia bahan alam

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat tradisional yang belum mengalami pengolaan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain merupakan bahan yang dikeringkan,

Terdapat 3 jenis simplisia yaitu :

a)      Simplisia nabati

b)      Simplisia hewani

c)      Simplisia pelikan

Pendekatan !itokimia meliputi analisis kualitati! kandungan kimia dalamtumbuhan atau bagian tumbuhan 1akar, batang, daun, bunga, buah dan biji,terutama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif yaitu alkaloida,antrakuinon, onoida, glikosida jantung, saponin, teroid dan hiterpenoid,tannin, polienolat, minyak atsiri, terpenoid, iridoid, dan sebagainya. Dengan tujuan pendekatan skrining fitokimia adalah untuk mensurvei tumbuhan untuk mendapatkan kandungan bioaktiif atau kandungan yang berguna untukpengobatan (Robinson, 1995).

Untuk metabolit sekunder berikut adalah penjabarannya

a)      Alkaloida

Merupakan golongan zat tambahan sekunder yang terbesar. Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid biasanya tanpa warna, sering kali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal, tetapi hanya sedikit yang berupa cairan. Alkaloid dapat dideteksi dengan beberapa pereaksi pengendap . pereaksi mayer memberikan endapan warna putih. Pereaksi dragendorff mengandung bismuth nitrat dan merkuri klorida dalam asam nitrat berair. Senyawa positif mengandung alkaloid jika setelah penyemprotan dengan pereaksi dragendorff membentuk warna jingga (Sastrohamidjojo, 1996).

b)      Flavonoid

Flavonoid merupakan golongan fenol terbesar yang senyawa yang terdiri dari C6-C3-C6 dan sering ditemukan diberbagai macam tumbuhan dalam bentuk glikosida atau gugusan gula bersenyawa pada satu atau lebih grup hidroksil fenolik. Flavonoid merupakan golongan metabolit sekunder y ang disintesis dari asam piruvat melalui  metabolisme asam amino (Bhat et al., 2009).

c)      Tanin

Merupakan senyawa yang memiliki sejumlah gugus hidroksi fenolik yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Terdapat pada daun, buah dan batang. Tanin merupakan senyawa yang tidak dapat dikristalkan dan membentuk senyawa tidak larut yang berwarna biru gelap atau hitam kehijauan dengan logam besi tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh dalam angiospermae terdapat khusus pada jaringan kayu. Menurut batasannya tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang tidak larut dalam air. Didalam tumbuhan, letak tanin terpisah dari protein dan enzin sitoplasma, tetapi bila jaringan rusak misalnya bila hewan memakannya maka reaksi penyamakan dapat terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein lebih sukar dicapai oleh cairan pencerna hewan pemakan tumbuhan (Gunawan, 2004).

d)      Kuinon

Adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti kromor pada benzokuinon, yang terdiri atas 2 gugus karbonil yang berkonjugasi dengan 2 ikatan rangkap karbon-karbon. Untuk tujuan identifikasi, kuinon dapat dipilah menjadi 4 kelompok yaitu benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon dan kuinon isoprenoid. Untk memastikan adanya suatu pigmen termasuk kuinonatau bukan, reaksi warna sederhana masih tetap berguna. Reaksi yang khas ialah reduksi bolak balik yang mengubah kuinon menjadi senyawa tanpa warna, kemudian warna kembali lagi bila terjadi oksidasi oleh udara (Harborne. J. B, 1987).

e)       Saponin

Merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang terbesar luas pada tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan membentuk busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan asam (Leswara, 2005).

            Menurut Robinson (1995) adapun metode yang digunakan atau dipilih untuk melakukan skrining fitokimia harus memnuhi beberapa persyaratan antara lain :

a)      Sederhana

b)      Cepat

c)      Dapat dilakukan dengan peralatan minimal

d)      Selektif terjadap golongan senyawa yang dipelajari

e)      Bersifat semikuantitatif yaitu memiliki batas kepekaan untuk senyawa yang dipelajari

f)       Dapat memberikan keterangan tambahan ada/tidaknya senyawa dari golongan senyawa yang dipelajari

V. ALAT DAN BAHAN

Alat :

  • Erlenmeyer 250ml
  • Gelas kimia 200ml
  • Lumpang
  • Gelas ukur
  • Tabung reaksi
  • Plat tetes
  • Pipet tetes
  • Corong gelas

 

Bahan :

  • Kloroform
  • NaOh padatan
  • Perekasi meyer
  • Etanol
  • Iodine
  • Plat tetes
  • Pereaksi Wagner
  • Metanol
  • Brusin
  • Shinoda
  • Heksan
  • KI

 

VI. PROSEDUR KERJA

Pemeriksaan Alkaloid

Ø  Dihaluskan 2-4 gr simplisia dalam lumpang dan ditambahkan kloroform dan silica.

Ø  Basahi dengan kloroform, gerus kembali kemudian tambahkan kloroform amoniak 1/20 n sebanyak 10ml

Ø  Disaring, kemudian ditambahkan 10ml asam sulfat 2n, dikocok 

Ø  Kemudian lapisan asam didekantasi dan dipindahkan kedalam tabung reaksi kecil

Ø  Tambahkan pada masing-masing tabung rekasi satu tetes pereaksi wagner, meyer, dan dragendorf

Ø  Kemudian diamati.

 

Pemeriksaan Saponin

Ø  Dimasukkan kedalam tabung reaksi 0,5 gram tumbuhan lalu ditambahkan dengan 10ml air panas didiamkan selama sepuluh detik.

Ø  Jika terbentuk busa sepanjang 1-10cm  selama 10 menit dan kemudian ditambahkan satu tetes asam klorida tidak terjadi perubahan pada busa maka tes saponin positif.

 

Pemeriksaan Kuinon

Ø  Simplisia dipotong dengan halus , kemudian diekstraksi dengan eter. Kalau warna contoh uang diuji masuk ke dalam pelarut eter boleh jadi zat warna yang ada adalah kuinon.

 

PERMASALAHAN

1.      Pada pemeriksaan alkaloid simplisia yang digunakan perlu dihaluskan, apa tujuan dari penghalusan ini dan bagaimana jika tidak dilakukannya penghalusan?

2.      Dimana pad skrining alkaloid ini ditambah dengan asam sulfat (H2SO4) apakah peran dari asam sulfat ini terhadap percobaan yang dilakukan?

3.      Pada skrining alkaloid dimana disana digunakan dengan berbagai pereagen yaitu ada pereaksi wagner, meyer, dan dragendrof, nah manakah yang paling efektif digunakan dan bagaimana cara kita memilih dari ketiga pereaksi ini agar mampu bereaksi dengan simplisia yang akan kita gunakan?

Komentar

  1. Baiklah saya Kelantan (023) akan menjawab permasalahan no.2

    Katalis H2SO4 (Asam Sulfat) dalam percobaan ini digunakan sebagai katalisator positif yang berfungsi untuk mempercepat reaksi.

    BalasHapus
  2. saya erma johar (031) akan menjawab no 1. fungsi dari penghalusan agar didapatan esktrak yang dapat digunakan untuk pengujian

    BalasHapus
  3. Saya Dewi Mariana Elisabeth (029) akan menjawab permasalahan no 3
    Jadi menurut saya ketiga Reagen ini adalah sama sama baik, untuk memilih 1 yang efektif itu menurut saya tidak terlalu perlu, karna dibeberapa percobaan biasanya minimal 2 reagent digunakan dan keduanya itu baik
    Cara memilih Reagen ialah dengan melihat Reagen apa yg bisa kita buat terkait bahan-bahan yang tersedia

    Terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL PERCOBAAN II "PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM OKSALAT"

JURNAL PERCOBAAN III PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM ASETIL SALISILAT (ASPIRIN)

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN SENYAWA ORAGNIK ESTER METIL SALISILAT (MINYAK GANDAPURA)