JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II ISOLASI SENYAWA BAHAN ALAM (STEROID DAN TERPENOID)

 

JURNAL PERCOBAAN VII

“ISOLASI SENYAWA BAHAN ALAM (STEROID DAN TERPENOID)”

 

 


 

NURHALIMAH

 (A1C118024)

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr.Drs.SYAMSURIZAL, M.Si.

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020



I. Judul                : Isolasi Senyawa Bahan Alam (Steroid dan Terpenoid)

II. Hari, tanggal : Rabu, 25 November 2020

III. Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :

  1. Dapat menguasai teknik-teknik isolasi bahan alam khususnya steroid dan terpenoid.
  2. Dapat mengenal sifat-sifat kimia steroid dan terpenoid melalui reaksi pengenalan yang spesifik.

 

IV. Landasan Teori

Terpenoid merupakan senyawa kimia yang terdiri dari beberapa unit isopren. Kebanyakan terpenoid mempunyai struktur siklik dan mempunyai satu gugus fungsi atau lebih. Terpenoid umumnya larut dalam lemak dan terdapat dalam sitoplasma sel tumbuhan. Senyawa terpenoid terdiri atas beberapa kelompok. Senyawa terpenoid ini adalah salah satu senyawa kimia bahan alam yang banyak digunakan sebagai obat. Terpenoid adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen atau karbon, hidrogen dan oksigen yang bersifat aromatis, sebagian terpenoid mengandung atom karbon yang jumlahnya merupakan kelipatan lima (Tim Praktikum Kimia Organik II, 2020).

Steroid adalah suatu golongan senyawa triterpenoid yang mengandung inti siklopentana perhidrofenantren yaitu dari cincin sikloheksana dan sebuah cincin siklopentana dahulu sering digunakan sebagai Hormon kelamin asam empedu dan lain-lain titik tetapi pada tahun-tahun berakhir ini maka banyaknya Asteroid yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan... senyawa yang biasa disebut fitosterol terdapat pada hampir setiap tumbuhan tinggi yaitu sitosterol stigmasterol dan converter(Lenny,2006).

Terpenoid adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen, atau karbon, hidrogen dan oksigen yang bersifat aromatis, sebagian terpenoid mengandung atom karbon yang jumlahnya merupakan kelipatan lima. Penyelidikan kimia selanjutnya menunjukan pula bahwa sebagian terpenoid mempunyai kerangka karbon yang di bangun oleh dua atom atau lebih unit C5 yang disebut isopren, unit-unit isopren biasanya saling berkaitan dengan teratur, dimana “kepala” dari unit satu berkaitan dengan “ekor” unit yang lain, kepala adalah merupakan ujung terdekat kecabang metil dan ekor merupakan ujung yang lain. Susunan kepala-ke-ekor ini disebut kaidah isopren. Kaidah ini merupakan ciri khas dari sebagian terpenoid sehingga dapat dijadikan dasar penetapan terpenoid, sehingga dapat digunakan sebagai dasar penetapan struktur terpenoid (Achmad, 1986).

Beberapa steroid penting adalah kolesterol dimana teroid hewan yang terdapat paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan batu kandung kemih dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini kolesterol merupakan zat antara yang diperlukan dalam Biosintesis hormon steroid namun merupakan tak keharusan dalam makanan karena dapat disintesis dari asetil koenzim a kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dikaitkan dengan arteriosklerosis pengerasan pembuluh darah suatu keadaan dimana kolesterol dan lipit-lipit lain melapisi dinding dalam pembuluh darah suatu steroid yang berkaitan dengan kolesterol yaitu 7-dehydrocholesterol yang dijumpai dalam kulit diubah menjadi vitamin D bila disinari dengan cahaya UltraViolet (fessenden 1982).

            Uji steroid dan triterpenoid menggunakan metode Liebermann-Bouchard, ekstrak dilarutkan dalam  kloroform kemudian ditambah pereaksi Liebermann-Bouchard (asam asetat anhidrat-H2SO4) menunjukkan hasil positif dengan adanya perubahan warna menjadi merah kecoklatan untuk steroid dan coklat-ungu untuk triterpenoid. Reaksi triterpenoid dengan pereaksi Liebermann menghasilkan warna merah-ungu sedangkan steroid memberikan warna hijau-biru. Hal ini didasari oleh kemampuan senyawa triterpenoid dan steroid membentuk warna oleh H2SO4 dalam pelarut asam asetat anhidrid. Perbedaan warna yang dihasilkan oleh triterpenoid dan streoid disebabkan perbedaan gugus pada atom C-4 (Marliana & Saleh, 2011) .

 

V. Alat dan Bahan

5.1 Alat

Ø  Tabung reaksi 20 bh

Ø  Erlenmeyer 250 ml

Ø  Plat tetes

Ø  Gelas kimia 200 ml

Ø  Pipet tetes

Ø  Lumpang

Ø  Corong gelas

Ø  Gelas ukur

5.2 Bahan

Ø  Pereaksi Deragendrof

Ø  Kloroform

Ø  NaOH padatan

Ø  Pereaksi Meyer

Ø  Etanol

Ø  Iodine

Ø  Pereaksi Wagner

Ø  Metanol

Ø  Brusin

Ø  Shinoda

Ø  Heksa 

Ø  KI

 

VI. Prosedur Kerja

1)      Dimasukkan 5 gr simplisia tumbuhan kering yang telah halus ke dalam erlenmeyer 250 ml

2)      Ditambahkan 25 ml etanol dan diaduk-aduk

3)      Dipanaskan di atas penangas air lebih kurang 10 menit

4)      Disaring dalam keadaan panas

5)      Diuapkan filtrat pelarutnya dengan rotary evaporator atau penangas air sehingga diperoleh ekstrak pekat etanol

6)      Dititrasi ekstraksi tersebut dengan sedikit eter

7)      Ditempatkan beberapa tetes eter dalam 2 lobang plat tetes dan dibiarkan kering

8)      Ditambahkan 2-3 tetes anhidrat asam asetat dan diaduk 

9)      Ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat dan diamati warna yang terbentuk. (Catatan : Timbulnya warna merah atau merah ungu yang tidak stabil kemungkinan karena adanya triterpenoid, sedangkan warna hijau karena adanya steroid)

10)   Dicek reaksi dengan ditambahkan hanya asam sulfat pekat pada lobang plat tetes satu lagi dan diamati warna yang terjadi (Catatan : kalau terbentuk yang warna, maka contoh tumbuhan yang diperiksa tidak mengandung terpenoid tapi senyawa lain yang bereaksi dengan asam sulfat pekat)

11)   Hasil

Link video  : https://youtu.be/kUNp4p5HWlA


PERMASALAHAN

1.       Pada percobaan ini ditambahkan etanol sebanyak 25 ml apa fungsi dari penambahan etanol ini?

2.       Pada percobaan Isolasi Senyawa Bahan Alam (Steroid dan Terpenoid) disaring dalam keadaan panas, mengapa demikian?

3.       Pada percobaan Isolasi Senyawa Bahan Alam (Steroid dan Terpenoid) dititrasi ekstrak tersebut dengan menggunkan sedikit eter, apa tujuan eter disini dan bagaiman yang terjadi apabila eter tersebut banyak?

 


Komentar

  1. saya erma johar (031) akan menjawab no 2. disaring dalam keadaan panas, agar zat pengotornya tidak dapat masuk kedalam larutan sehingga nantinya didapatkan senyawa yang murni.

    BalasHapus
  2. 1. Penambahan etanol pada percobaan ini ialah digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan simplisia

    BalasHapus
  3. Baiklah saya akan mencoba menjawab nomor 3.menurut saya untuk menentukan larutan terssbut terpenoid atau steroid ..terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL PERCOBAAN II "PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM OKSALAT"

Laporan Praktikum Kimia Organik II (Pembuatan Senyawa Organik Asam Pikrat)

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN SENYAWA ORAGNIK ESTER METIL SALISILAT (MINYAK GANDAPURA)