JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II (UJI ASAM AMINO & PROTEIN)
JURNAL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
“UJI
ASAM AMINO & PROTEIN”
NURHALIMAH
(A1C118024)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs.
SYAMSURIZAL, M. Si.
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020
I. Judul : Uji
Asam Amino dan Protein
II. Hari/Tanggal : Rabu / 16
Desember 2020
III.
Tujuan : Adapun tujuan dilakukannya praktikum
ini:
1)
Dapat
mengetahui gugus asam dan amina pada asam amino dan protein.
2)
Dapat
mengenal uji kimia yang dapat membedakan antara asam amino dan protein
3)
Dapat
membandingkan sifat-sifat golongan primer alami (protein) dengan monomernya
yaitu asam amino
4)
Dapat
mempelajari beberapa bahan makanan yang mengandung protein dan asam amino
5)
Dapat
menentukan reaksi koagulasi protein
6)
Dapat
menentukan reaksi protein dengan logam-logam berat
IV. Landasan Teori
Asam amino adalah senyawa organik
yang mengandung gugus amino (NH2) dan gugus asam karboksilat (COOH). Struktur
asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus, yakni
gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H) dan satu gugus
sisa (R, dari residue) atau disebut juga rantai samping yang dapat membedakan
antara satu asam amino yang satu dengan asam amino yang lain (Suprayitno dan
Sulistiyati,2017).
Protein merupakan
senyawa organik yang memiliki berat molekul tinggi. Adapun unsur-unsur yang
terkandung dalam protein diantaranya itu C, H, O dan N, terdapat pula beberapa
protein yang mengandung unsur S dan P. Dimana, protein merupakan komponen utama
jaringan tubuh yang memiliki beberapa fungsi, misalnya pada pertumbuhan sel,
mengatur keseimbangan air, penyusun antibody, hormone dan juga enzim
(Jubaidah,2016).
Menurut Winarno dalam Tim Kimia Organik II (2020),
protein merupakan sumber asam amino yang terdiri atas unsur C,H,O dan N.
Dimana, molekul protein mengandung gula terpor belerang dan terdapat juga
protein yang mengandung unsur logam, , misalnya tembaga dan besi. Menurut Poedjiadi
dalam Tim Kimia Organik II (2020), asam amino diperoleh dari hasil hidrolisis
protein baik menggunakan asam ataupun enzim. Adapun sifat-sifat fisikokimia
protein diantaranya:
Ø
Sifat
fisikokimia pada setiap protein tidak sama tergantung pada jumlah dan jenis
asam aminonya
Ø
Protein
memiliki berat molekul besar
Ø
Protein
larut dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air tetapi semua protein tak
larut dalam pelarut lemak
Ø
Jika
dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, maka daya larut protein akan
berkurang sehingga protein terpisah sebagai endapan (salting out)
Ø
Jika
dipanaskan atau ditambah alkohol, protein akan menggumpal
Ø
Protein
dapat bereaksi dengan asam dan basa
Terdapat dua metode
untuk menghidrolisis protein, yaitu hidrolisis asam dan hidrolisis enzimatik.
Hidrolisis asam mulai dihindari oleh kebanyakan industri makanan, karena produk
yang dihasilkan kurang terjamin bagi kesehatan. Hidrolisis enzimatis merupakan
pilihan metode yang aman, enzim yang sering digunakan adalah bromelin, papain
dan fisin. Produk hidrolisis protein mempunyai range aplikasi yang luas terkait
dengan sifat fungsional atau sifat nutrisinya. Mengingat enzim protease untuk
industri pangan selama ini kebanyakan masih impor dan harganya relatif mahal,
maka perlu dikembangkan pemanfaatan enzim protease yang bersumber dari bahan
alam lokal Indonesia, salah satunya adalah enzim bromelin yang berasal dari
buah nanas (Ananas comosus) (Machin, 2012).
Selain uji biuret, terdapat uji lain yang
dapat dilakukan untuk membuktikan adanya asam amini torisin, triptofan atau
fenilalanin yang terdapat dalam protein, yaitu uji xanthoprotein. Menurut Yazid
dan Nursanti dalam Putri (2016), apabila protein yang mengandung cincin benzene
(tirosin, triptofan dan fenilalanin) ditambahkan dengan asam nitrat pekat, maka
akan terbentuk endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila
dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi
sehingga terjadi perubahan warna menjadi jingga.
V. Alat dan Bahan
5.1
Alat
Ø
Tabung
reaksi
Ø
Pipet
tetes
Ø
Termometer
5.2
BahaN
Ø
Albumin
5%
Ø
HCl
pekat
Ø
HNO3 pekat
Ø
NaOH
pekat
Ø
HCl
10%
Ø
NaOH
10%
Ø
CuSO4 10%
Ø
AgNO3 1
%
Ø
Albumin
telur
Ø
Asam
Glutamat
Ø
Kasein/gelatin
Ø
NaNO2 5%
Ø
HCl
5%
VI.
Prosedur Kerja
6.1 Koagulasi Protein
·
Disiapkan
tabung reaksi bersih sebanyak 5 buah, masing-masing diisi dengan 2 ml larutan
albumin 5 %
·
Pada
tabung 1 dilakukan pemanasan perlahan dengan api kecil, lalu dicatat suhu
ketika protein mulai berkoagulasi. Pada tabung 2 ditambahkan 4 ml etanol dan
HCl pekat. Pada tabung 3 ditambahkan HCl pekat, pada tabung 4 dimasukkan
beberapa tetes HNO3 pekat, dan pada tabung 5 ditambahkan beberapa tetes NaOH
pekat.
·
Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi pada setiap tabung dan bandingkan hasilnya.
6.2 Pengendapan Protein dan
Kation
·
Disiapkan
tabung reaksi bersih sebanyak 5 buah. Pada tabung 1 diisi dengan 5 ml air, pada
tabung 2 diisi dengan larutan albumin 5%, pada tabung 3 diisi 5 ml air dan 4
tetes HCl 10%, pada tabung 4 diisi 5 ml larutan albumin 10% dan 4 tetes HCl
10%, pada tabung 5 diisi dengan 5 ml air dan 4 tetes NaOH 10%. Lalu pada tabung
terakhir diisi dengan 5ml albumin 10% tetes dan 4 tetes NaOH 10%.
·
Dimasukkan
2 ml larutan CuSO4 10% pada masing-masing tabung.
·
Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi pada setiap tabung
6.3 Pengaruh Logam Berat pada
Protein dan Larutan Asam Amino
·
Dicampurkan
beberapa tetes larutan AgNO3 1% dengan 1 ml dari albumin telur, gelatin, dan
larutan asam glutamate pada tabung berbeda
·
Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi pada setiap tabung
6.4 Reaksi Warna Biuret untuk
Protein
·
Dimasukkan
1 ml larutan albumin 5 % kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 ml larutan
NaOH 10%. Kemudian ditambahkan 1 tetes larutan CuSO4 1%.
·
Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi pada setiap tabung
6.5 Reaksi Xanthoproteat dengan
Protein
·
Dimasukkan
sejumlah kecil serbuk kasein/gelatin kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1
ml HNO3 pekat dan dipanaskan secara perlahan.
·
Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi pada setiap tabung
Link Video : https://youtu.be/kT1jAIFJHOQ
Permasalahan:
1.
Pada
percobaan uji asam amino dan protein ini yaitu pada pengendapan protein dan
kation untuk tabung terakhirnya diisi dengan 5ml albumin 10% tetes dan 4 tetes
NaOH 10%, nah apakah tujuan ditambahkannya NaOH ini?
2.
Pada
reaksi xanthoproteat dengan protein digunakan 1 ml HNO3 pekat, apakah peranan
HNO3 pekat ini terhadap uji protein dan mengapa yang dipilih itu yang pekatnya?
3.
Pada
percobaan ini kita menggunakan yang namanya logam berat salah satunya AgNO3,
nah bagaimana pengaruh logam berat ini terhadap sampel yang akan di uji, salah
satunya albumin telur?
Wisliana (A1C118060)
BalasHapus3. Penambahan logam berat seperti AgNO3, Pb asetat dalam HgCl akan membentuk endapan logam proteinat (ikatan yang terbentuk sangat kuat akan memutuskan jembatan garam). Sehingga protein (albumin telur) mengalami denaturasi secara bersama gugus -COOH dan gugus -NH2 yang terdapat dalam protein albumin telur dapat bereaksi dengan ion logam berat membentuk senyawa kelat. Jumlah endapan yang dihasilkan dipengaruhi oleh kereaktifan logam berat yang ditambah logam Ag dan Hg lebih reaktif daripada Pb karena kedua logam tersebut merupakan logam transisi pada sistem periodik unsur.
Denora Situmorang (056)
BalasHapus2. Penambahan HNO3 ini sesuai dengan prosedur yang sudah ada pada penuntun, kemudian penambahan HNO3 ini berperan dalam berlangsungnya reaksi Xanthoproteat dengan protein.
Saya Dewi Mariana Elisabeth (029) akan menjawab permasalahan no 1
BalasHapusFungsi penambahan NaOH ialah untuk menguji apakah ada nya NaOH pada larutan albumin akan menyebabkan perbedaan hasil yang didapatkan pada uji tersebut
Terimakasih