JURNAL PRATIKUM KIMIA ORGANIK II (UJI LEMAK)

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

“UJI LEMAK”

 



 

NURHALIMAH

(A1C118024)

 

DOSEN PENGAMPU

Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M. Si.

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

I.    Judul                : Uji Lemak

II.   Hari/Tanggal  : Rabu / 15 Desember 2020

III. Tujuan             : Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini:

1)      Dapat mengetahui beberapa sifat lemak

2)      Dapat mengetahui reaksi penyabunan dari lemak maupun minyak

 

IV. Landasan Teori

              Menurut Campbell dalam Tim Kimia Organik II (2020), lipid merupakan salat satu golongan molekul biologis besar yang tidak mencakup polimer. Senyawa lipid ini dikelompokkan bersama dikarenakan lipid memiliki satu ciri khas, yaitu lipid tidak memiliki atau sedikit sekali afinitasnya terhadap air. Dimana, sifat hidrofobik ini didasarkan pada struktur molekulnya. Walaupun lipid dapat memiliki ikatan polar yang berikatan dengan oksigen, lipid sebagian besar terdiri atas hidrokarbon.      

Lipid atau lemak ialah senyawa organic yang banyak ditemukan dalam sel jaringan. Lipid memiliki sifat tidak larut dalam air namun dapat larut dalam zat pelarut non polar seperti eter, kloroform,dan benzene. Lipid ini bersifat non polar atau hidrofobik. Dimana, penyusun utama lipid ini adalah trigliserid, yaitu ester gliserol dengan tiga asam lemak yang dapat beragam. Adapun rumus kimia dari trigliserida ini yaitu CH2COOR-CHCOOR’-CH2-COOR|| dimana R, R’ dan R|| merupakan rantai alkil yang panjang. Adapun panjang rantai asam lemak pada trigliserida secara alami bervariasi, namun yang paling umum adalah 16,18 atau 20 atom karbon (Mamuaja,2017).

Sejalan dengan meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh asam lemak tertentu pada kandungan lemak darah, lemak hewan ternyata tidak direkomendasikan karena terlalu banyak mengandung asam lemak jenuh (SFA/Saturated Fattly Acid) dan terlalu sedikit asam lemak tak jenuh (PUFA/Poly Unsaturated Fatty Acid). Disamping itu pentingnya PUFA n-3 telah lama diketahui sehingga n-3 menjadi amat penting (Setiawati, 2016)

          Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion. Dimana, sebagian hidrokarbon tersebut bersifat hidrofobik dan larut dalam zat non-polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Dikarenakan adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun, sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel (micelles). Kegunaan sabun ialah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat terbuang dengan pembilasan. Kemampuan sifat ini didasarkan oleh dua sifat sabun, pertama rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat non-polar dan kedua, ujung anion molekul sabun yang tertarik pada air akan ditolak oleh ujung anion mokekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain, Karena tolakan molekul-molekul antara tetes sabun-minyak, maka minyak tersebut tidak dapat saling bergabung tetapi tetap tersuspensi (Fessenden dan Fessenden, 1990).

     Uji lipid dapat dilakukan dengan uji ketidakjenuhan lipid. Uji ketidakjenuhan ini digunakan untuk mengetahui apakah asam lemak tersebut termasuk asam lemak jenuh atau asam lemak tidak jenuh. Pada uji ini, digunakan iod hubl yang dijadikan sebagai indikator perubahan. Uji memberikan hasil positif bila timbulnya warna merah muda yang nantinya akan kembali lagi menjadi warna bening. Warna merah mudah yang hilang ini menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod hubl. Sedangkan warna yang kembali menjadi warna asal ini memandakan bahwa banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak (Fitriana,2019).

Proses pembentuka lemak terjadi dalam 2 tahap. Tahap pertama yang penting disebut sebagai lipogenesis, melibatkan pembentukan sebuah asam lemak berantau panjang. Peristiwa ini terjadi diluar mitokondria dan melibatkan keikutsertaan sebuah komplek multienzim. NaDH sebuah koenzim yang aktif dalam proses sintesis, memainkan peran penting dalam pembentukan asam lemak yang sangat tereduksi. Pada tahapan kedua, asam lemak akan digabungkan kedalam molekul gliserol teraktivasi untuk dapat membentuk trigliseraldehid dalam suatu proses yang dikenal esterifikasi (Hendra, 2001).

V. Alat dan Bahan

     5.1 Alat

Ø  Plat tetes  

Ø  Gelas beker

Ø  Gelas Ukur

Ø  Pipet tetes

Ø  Tabung reaksi

Ø  Rak tabung reaksi

Ø  Indikator universal

Ø  Pipet Ukur

Ø  Pro pipet

Ø  Vortex

 

5.2  Bahan

Ø  Larutan Sabum

Ø  Larutan CH3COOH

Ø  Larutan CaCl2 1%

Ø  Larutan MgSO4 1%

Ø  Larutan Pb Asetat 1%

Ø  Larutan HCl pekat

Ø  Larutan KMnO4 0,1 N

Ø  Larutan eter

Ø  Minyak

Ø  Aquadest

Ø  Indikator PP

 

VI. Prosedur Kerja

6.1 Uji Pembentukan Garam

·         Dimasukkan kedalam gelas beker larutan sabun sebanyak 30 ml. Lalu dicek pH nya sampai pH=7. Jika belum 7 maka ditambahkan larutan CH3COOH hingga pH nya menjadi 7.

·         Dibagi larutan tersebut menjadi tiga tabung, tabung 1 berisi 5 ml larutan sabun lalu ditambahkan 7 tetes larutan CaCl2 1%, tabung 2 berisi 5 ml larutan sabun lalu ditambahkan 7 tetes larutan MgSO4 1% dan tabung 2 disii 5 ml larutan sabun lalu ditambahkan 7 tetes larutan Pb asetat 1%.

·         Diamati perubahan yang terjadi pada setiap tabung.

 

6.2 Uji Hidrolisa Sabun

·         Dimasukkan kedalam tabung reaksi larutan sabun sebanyak 10 ml, lalu ditambah dengan 5 ml aquades.

·         Ditambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes pada tabung reaksi. Kemudian larutan di vortex sampai homogen.

·         Diamati perubahan yang terjadi pada setiap tabung.

 

6.3 Uji Sifat Emulsi Lemak

·         Dimasukkan 2 ml aquades pada tabung reaksi 1 lalu ditambahkan 5 tetes minyak. Pada tabung reaksi 2, dimasukkan 2 ml aquades lalu ditambahkan 5 tetes minyak dan 2 ml larutan sabun. Setelah itu di vortex dan didiamkan.

·         Diamati perubahan yang terjadi pada setiap tabung.

 

6.4 Uji Sifat Ketidakjenuhan Lemak

·         Dimasukkan kedalam tabung reaksi 2 ml minyak dan 5ml larutan eter. Lalu, divortex campuran dan ditambahkan KMnO4 0,1 N sebanyak 3 tetes.

·         Diamati perubahan yang terjadi pada setiap tabung.

 

6.5 Uji Pembuatan Asam Minyak

·         Dimasukkan kedalam tabung reaksi 5 ml larutan sabun dan 3 ml larutan HCl pekat. Lalu, divortex dan didiamkan hingga terbentuk  2 lapisan.

·         Diamati perubahan yang terjadi pada setiap tabung.

 

Link Video : https://youtu.be/v6TC8-jV_ng

Permasalahan:

1.      Pada percobaan uji lemak ini tepatnya pada uji sifat ketidakjenuhan lemak dilakukan vortex campuran dan ditambahkan KMnO4 0,1 N sebanyak 3 tetes, nah mengapa perlu dilakukan vortex pada uji tersebut?

2.      Pada percobaan ini digunakan indikator PP atau kita kenal dengan sebutan indikator Indikator fenolftalein, nah apakah peranan indikator PP ini terhadap uji lemak dan mengapa yang digunakan itu adalah indikaor PP?

3.      Pada uji pembuatan asam minyak dilakukan penambahan 3 ml larutan HCl pekat, nah mengapa yang digunakan itu dalam bentuk pekat yaitu HCl pekat?

 

  

Komentar

  1. 3. Karena HCL disini akan memisahkan minyak dan juga memutuskan ikatan rangkap pada asam minyak

    BalasHapus
  2. Baiklah saya Kelantan (023) akan menjawab permasalahan no.1
    Pada uji tersebut penggunaan vortec karena Vortex mixer berfungsi untuk mencampur larutan yang ada dalam tabung reaksi.

    BalasHapus
  3. Baiklah saya Firda Oetary (021) akan mencoba menjawab permasalahan saudari no 2 , seperti yang kita ketahui bahwa Fungsi penambahan indikator fenolftalein pada titrasi asam basa yaitu untuk menentukan titik ekuivalen. Nah Jadi dapat disimpulkan bahwa penambahan indikator fenolftalein pada percobaan ini ialah untuk menentukan titik ekuivalen dan menguji apakah sampel tersebut telah bersifat basa atau tidak.
    Terima kasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Kimia Organik II (Pembuatan Senyawa Organik Asam Pikrat)

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN SENYAWA ORAGNIK ESTER METIL SALISILAT (MINYAK GANDAPURA)

JURNAL PERCOBAAN II "PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM OKSALAT"