LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II (UJI ASAM AMINO & PROTEIN)
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
UJI
ASAM AMINO & PROTEIN
NURHALIMAH
(A1C118024)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M. Si.
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020
VII. Data Pengamatan
VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali inii membahas tentang uji protein dan asam amino nah sesuai dengan perlakuan yang ada pada data pengamatan pada pengamatan video ini, dalam melakukan uji protein, yang pertama disiapkan 4 tabung reaksi, dengan tabung pertama yaitu fenilalanin, tabung kedua yaitu alanin, tabung ketiga yaitu susu, dan tabung keempat yaitu albumin. Keempat tabung reaksi yang berisi sampel ini akan digunakan untuk uji biuret. Dengan hasil yang didapat atas perlakuan pertama ini yaitu pada tabung 1,2,dan 4 tidak berwarna sedangkan tabung 3 berwarna putih. Perlakuan selanjutnya yaitu ditetesin dengan biuret, tujuan perlakuan ini untuk melakukan uji biuret. Selanjutnya kita homogenkan, tujuannya supaya terbentukny warna pada hasil uji biuret. Dengan hasil yang didapat pada perlakuan ini yaitu pada tabung 1 dan 2 yaitu tidak berwarna sedangkan pada tabung 3 dan 4 berwarna ungu. Kemudian dilakukan pemanasan dengan dimasukkan tabung 3 dan 4 tadi kedalam gelas kimia yang terdapat air yang dipanaskan. Tujuan dari perlakuan ini untuk mempercepat laju reaksi. Hasil yang didapatkan yaitu pada tabung 3 berwarna coklat muda sedangkan pada tabung 4 berwarna coklat tua pada bagian atasnya dan berwarna bening pada bagian bawahnya.
Protein ini memiliki molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai jutaan. Protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Adapun makanan sebagai sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Protein akan menghasilkan asam-asam amino akibat hidrolisis oleh asam atau enzim.
Uji Biuret adalah uji yang digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada sampel protein. Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea. Uji Biuret didasarkan pada reaksi antara ion dan kata peptida dalam suasana basa. Pereaksi Biuret akan berikatan pada gugus terakhir asam amino pada protein utuh diantara ikatan peptida, dan asam amino bebas. Hasil pengamatan percobaan menunjukkan bahwa dari tiga sampel yang diuji yaitu aquades, albumin dan glisin, hanya albumin yang bereaksi positif dengan pereaksi biuret, sedangkan aquades dan glisin bereaksi negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pada albumin yang bereaksi positif terdapat ikatan peptida yang menggabungkan asam amino yang satu dengan yang lainnya yang ditandai dengan perubahan warna dari ungu menjadi coklat pekat setelah dipanaskan. Hal ini sesuai dengan pendapatn Fesenden (1997) yang menyatakan bahwa dalam suasana basa, ion yang berasal dari pereaksi Biuret (CuSO4) akan bereaksi dengan gugus –CO dan –NH dari rantai peptida yang menyusun protein membentuk kompleks berwarna violet.
Bintang (2010) menyatakn bahwa semakin banyak asam amino bebas, ikatan peptida bebas dan rantai terakhir asam amino, maka warna ungu akan semakin nampak. Aquades dan glisin bereaksi negatif ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna yang menunjukkan tidak adanya ikatan peptida pada sampel tersebut. Untuk melakukan uji biuret ini selain menggunakan reagen biuret bisa juga menggunakan salah satu komponennya yaitu CuSO4, yang mana CuSO4 ini uga termasuk pada komponen dalam membuat larutan biuret. Larutan CuSO4 memiliki sifat basa yang bereaksi dengan polipeptida, sedangkan polipeptida ini merupakan penyusu dari senyawa protein. Yang menandakan adanya protein yaitu adanya ikatan polipeptida di dalam sampel dan ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi ungu. Warna ungu ini menandakan bahwa Cu2+ mengalami reduksi menjadi Cu+ dan hal ini pula yang menandakan bahwa reaksi sudah bisa dihentikan.
IX. Kesimpulan
Kesimpulan atas percobaan ini ialah:
· Protein bisa menggumpal dikarenakan terjadinya proses koagulasi di protein yang merupakan proses penggumpalan sehingga bisa membentuk endapan.
· Pengendapan protein yang dengan logam berat memiliki sifat reversible.
· Denaturasi dari protein bisa terjadi dengan adanya pengaruh dari logam-logam berat, jika terjadi denaturasi, maka akan terjadi pula penurunan kelarutan protein dalam air sehingga bisa membentuk gumpalan-gumpalan yang berwarna putih.
· Uji biuret bertujuan untuk membuktikan adanya ikatan peptide didalam sampel.
· Uji xanthoprotein dipakai untuk menguji adanya senyawa protein yang jika larutan itu mengandung protein maka aka nada endapan putih jika dipanaskan maka warnanya menjadi kuning atau jingga
X. Pertanyaan Pasca Praktek
· 1. Mengapa pada percobaan protein tepatnya pada uji biuret ini terjadi perubahan warna yaitu menunjukkan warna ungu ?
2. Mengapa pada percobaan uji protein ini, yaitu pada uji biuret tidak dilkakukan pemanasan padahal ada percobaan uji biuret untuk uji protein itu dilakukan pemanasan setelah saya lihat ternyata hal tersebut dikarenakan berbeda yaitu satunya menggunakan larutan biuret yg sudah jadi sedngkan yg satunya masih berupa komponennya, mengapa dengan menggunakan larutan biuret tidak dilakukan nya pemanasan, nah bagaimana pula pengaruhnya?
3. Berdasarkn video yg ada pada percobaan ini kira kira apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pada proses percobaan pada uji asam amino dan lemak ini?
XI. Daftar Pustaka
Day,
R.A., Underwood, A,L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta :
Erlangga
Hart,H.
Crame, J.E dan Hart, D.J, 2003. Kimia Organik. Jilid I. edisi 3,
A.B : Suminar Achmadi, Erlangga:Jakarta.
Sudjadi,2008. Analisis
Kuantitatif Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Tim
Penuntun Kimia Organik 2.2020. Penuntun Kimia Organik 2. Jambi : Universitas
Jambi
Wisliana (A1C118060)
BalasHapus1. Larutan CuSO4 memiliki sifat basa yang bereaksi dengan polipeptida, sedangkan polipeptida ini merupakan penyusu dari senyawa protein. Yang menandakan adanya protein yaitu adanya ikatan polipeptida di dalam sampel dan ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi ungu. Warna ungu ini menandakan bahwa Cu2+ mengalami reduksi menjadi Cu+ dan hal ini pula yang menandakan bahwa reaksi sudah bisa dihentikan.
Denora Situmorang (056)
BalasHapus3. Faktor yang mempengaruhi bisa saja dari sampel yang digunakan, kemudian penambahan dari pereaksi ujia asam amino itu sendiri, kemudian suhu juga pengadukan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya Dewi Mariana Elisabeth (029) akan menjawab permasalahan no 2
BalasHapusPada uji Benedict ini seharusnya tidak dilakukan proses pemanasan karena proses pemanasan ini akan memecahkan ikatan peptida dalam protein
Terimakasih